Istilah "kimia organik" diperkenalkan pada tahun 1807 oleh Jöns Jacob Berzelius, untuk mempelajari senyawa yang berasal dari sumber daya alam. Diyakini bahwa senyawa yang berkaitan dengan kehidupan memiliki "kekuatan vital" yang membuat mereka berbeda dari senyawa anorganik, selain menjadi senyawa anorganik. dianggap tidak mungkin pembuatan senyawa organik di laboratorium, yang telah dicapai dengan senyawa anorganik.
Pada tahun 1823, Friedrich Wöhler menyelesaikan studi medisnya di Jerman dan pergi ke Stockholm untuk bekerja di bawah pengawasan Berzelius.
Analisis yang sama menentukan bahwa itu adalah urea. Transformasi yang diamati oleh Wöhler mengubah senyawa anorganik, amonium sianat, menjadi senyawa organik, urea, yang diisolasi dari urin hewan.
Eksperimen ini merupakan konfirmasi eksperimental bahwa senyawa organik juga dapat disintesis di laboratorium.